Ø Peralatan
Ada banyak cara di mana darah dapat diambil dari vena. Metode
terbaik bervariasi dengan usia peralatan, pasien yang tersedia dan tes yang
diperlukan.
Kebanyakan koleksi darah di AS dan Inggris dilakukan dengan sistem tabung dievakuasi, (dua sistem umum adalah Vacutainer (Becton, Dickinson dan perusahaan) dan Vacuette (Greiner Bio-One GmBH) Peralatan terdiri dari hub plastik,. jarum suntik , dan tabung vakum Dalam keadaan tertentu,. jarum suntik dapat digunakan, sering dengan jarum kupu-kupu, yang merupakan kateter plastik yang melekat pada jarum pendek. Di negara berkembang, jarum suntik masih merupakan metode yang paling umum gambar darah.
Dalam kegiatan
pengumpulan sampel darah dikenal istilah phlebotomy yang
berarti proses mengeluarkan darah. Dalam praktek laboratorium klinik, ada 3
macam cara memperoleh darah, yaitu : melalui tusukan vena (venipuncture),
tusukan kulit (skinpuncture) dan tusukan arteri atau nadi. Venipuncture
adalah cara yang paling umum dilakukan, oleh karena itu istilah phlebotomy
sering dikaitkan dengan venipuncture.
Ø PENGAMBILAN
DARAH VENA
Tujuan : mendapatkan spesimen darah vena tanpa anti
koagulan yang memenuhi persyaratan untuk pemeriksaan kimia klinik dan
imunoserologi
Lokasi : ± vena mediana cubiti ( dewasa )-vena
jugularis superficialis ( bayi )
Alat-alat : ± kapas alkohol-diaspossible syringe /
vacutainer 10 cc-Tabung reaksi pyrex 10 cc-kapas steril-plester
Pada pengambilan darah vena (venipuncture), contoh darah umumnya diambil dari vena median cubital, pada anterior lengan (sisi dalam lipatan siku). Vena ini terletak dekat dengan permukaan kulit, cukup besar, dan tidak ada pasokan saraf besar. Apabila tidak memungkinkan, vena chepalicaatau vena basilica bisa menjadi pilihan berikutnya. Venipuncture pada vena basilica harus dilakukan dengan hati-hati karena letaknya berdekatan dengan arteri brachialis dan syaraf median.
Jika vena cephalica dan basilica ternyata tidak bisa digunakan, maka pengambilan darah dapat dilakukan di vena di daerah pergelangan tangan. Lakukan pengambilan dengan dengan sangat hati-hati dan menggunakan jarum yang ukurannya lebih kecil.
Pada pengambilan darah vena (venipuncture), contoh darah umumnya diambil dari vena median cubital, pada anterior lengan (sisi dalam lipatan siku). Vena ini terletak dekat dengan permukaan kulit, cukup besar, dan tidak ada pasokan saraf besar. Apabila tidak memungkinkan, vena chepalicaatau vena basilica bisa menjadi pilihan berikutnya. Venipuncture pada vena basilica harus dilakukan dengan hati-hati karena letaknya berdekatan dengan arteri brachialis dan syaraf median.
Jika vena cephalica dan basilica ternyata tidak bisa digunakan, maka pengambilan darah dapat dilakukan di vena di daerah pergelangan tangan. Lakukan pengambilan dengan dengan sangat hati-hati dan menggunakan jarum yang ukurannya lebih kecil.
Lokasi yang tidak diperbolehkan diambil darah adalah :
- Lengan
pada sisi mastectomy
- Daerah
edema
- Hematoma
- Daerah
dimana darah sedang ditransfusikan
- Daerah
bekas luka
- Daerah
dengan cannula, fistula atau cangkokan vascular
- Daerah
intra-vena lines Pengambilan darah di daerah ini dapat menyebabkan darah
menjadi lebih encer dan dapat meningkatkan atau menurunkan kadar zat tertentu.
Ada dua cara dalam pengambilan darah vena, yaitu cara manual dan
cara vakum. Cara manual dilakukan dengan menggunakan alat suntik (syring),
sedangkan cara vakum dengan menggunakan tabung vakum (vacutainer).
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pengambilan darah vena adalah :
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pengambilan darah vena adalah :
- Pemasangan
turniket (tali pembendung)
- pemasangan
dalam waktu lama dan terlalu keras dapat menyebabkan hemokonsentrasi
(peningkatan nilai hematokrit/PCV dan elemen sel), peningkatan kadar
substrat (protein total, AST, besi, kolesterol, lipid total)
- melepas
turniket sesudah jarum dilepas dapat menyebabkan hematoma
- Jarum
dilepaskan sebelum tabung vakum terisi penuh sehingga mengakibatkan
masukknya udara ke dalam tabung dan merusak sel darah merah.
- Penusukan
- penusukan
yang tidak sekali kena menyebabkan masuknya cairan jaringan sehingga
dapat mengaktifkan pembekuan. Di samping itu, penusukan yang berkali-kali
juga berpotensi menyebabkan hematoma.
- tutukan
jarum yang tidak tepat benar masuk ke dalam vena menyebabkan darah bocor
dengan akibat hematoma
- Kulit
yang ditusuk masih basah oleh alkohol menyebabkan hemolisis sampel akibat
kontaminasi oleh alcohol, rasa terbakar dan rasa nyeri yang berlebihan
pada pasien ketika dilakukan penusukan.
Ø Pengambilan
Darah Vena dengan Syring
Pengambilan darah vena secara manual dengan alat suntik (syring) merupakan cara yang masih lazim dilakukan di berbagai laboratorium klinik dan tempat-tempat pelayanan kesehatan. Alat suntik ini adalah sebuah pompa piston sederhana yang terdiri dari sebuah sebuah tabung silinder, pendorong, dan jarum. Berbagai ukuran jarum yang sering dipergunakan mulai dari ukuran terbesar sampai dengan terkecil adalah : 21G, 22G, 23G, 24G dan 25G.
Pengambilan darah dengan suntikan ini baik dilakukan pada pasien usia lanjut dan pasien dengan vena yang tidak dapat diandalkan (rapuh atau kecil).
Prosedur :
- Persiapkan
alat-alat yang diperlukan : syring, kapas alkohol 70%, tali pembendung
(turniket), plester, dan tabung. Untuk pemilihan syring, pilihlah
ukuran/volume sesuai dengan jumlah sampel yang akan diambil, pilih ukuran
jarum yang sesuai, dan pastikan jarum terpasang dengan erat.
- Lakukan
pendekatan pasien dengan tenang dan ramah; usahakan pasien senyaman
mungkin.
- Identifikasi
pasien dengan benar sesuai dengan data di lembar permintaan.
- Verifikasi
keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat. Catat bila pasien minum
obat tertentu, tidak puasa dsb.
- Minta
pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak melakukan aktifitas.
- Minta
pasien mengepalkan tangan.
- Pasang
tali pembendung (turniket) kira-kira 10 cm di atas lipat siku.
- Pilih
bagian vena median cubital atau cephalic.
Lakukan perabaan (palpasi) untuk memastikan posisi vena; vena teraba
seperti sebuah pipa kecil, elastis dan memiliki dinding tebal. Jika vena
tidak teraba, lakukan pengurutan dari arah pergelangan ke siku, atau
kompres hangat selama 5 menit daerah lengan.
- Bersihkan
kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alcohol 70% dan biarkan
kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.
- Tusuk
bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas. Jika jarum telah
masuk ke dalam vena, akan terlihat darah masuk ke dalam semprit (dinamakan flash).
Usahakan sekali tusuk kena.
- Setelah
volume darah dianggap cukup, lepas turniket dan minta pasien membuka
kepalan tangannya. Volume darah yang diambil kira-kira 3 kali jumlah serum
atau plasma yang diperlukan untuk pemeriksaan.
- Letakkan
kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum. Tekan kapas beberapa
sat lalu plester selama kira-kira 15 menit. Jangan menarik jarum sebelum
turniket dibuka.
Ø
Pengambilan Darah Vena Dengan Tabung Vakum
Pengambilan Darah Vena Dengan Tabung Vakum
Tabung vakum pertama kali dipasarkan oleh perusahaan AS BD (Becton-Dickinson) di bawah nama dagang Vacutainer. Jenis tabung ini berupa tabung reaksi yang hampa udara, terbuat dari kaca atau plastik. Ketika tabung dilekatkan pada jarum, darah akan mengalir masuk ke dalam tabung dan berhenti mengalir ketika sejumlah volume tertentu telah tercapai.
Jarum yang digunakan terdiri dari dua buah jarum yang dihubungkan oleh sambungan berulir. Jarum pada sisi anterior digunakan untuk menusuk vena dan jarum pada sisi posterior ditancapkan pada tabung. Jarum posterior diselubungi oleh bahan dari karet sehingga dapat mencegah darah dari pasien mengalir keluar. Sambungan berulir berfungsi untuk melekatkan jarum pada sebuah holder dan memudahkan pada saat mendorong tabung menancap pada jarum posterior.
Keuntungan menggunakan metode pengambilan ini adalah, tak perlu membagi-bagi sampel darah ke dalam beberapa tabung. Cukup sekali penusukan, dapat digunakan untuk beberapa tabung secara bergantian sesuai dengan jenis tes yang diperlukan. Untuk keperluan tes biakan kuman, cara ini juga lebih bagus karena darah pasien langsung dapat mengalir masuk ke dalam tabung yang berisi media biakan kuman. Jadi, kemungkinan kontaminasi selama pemindahan sampel pada pengambilan dengan cara manual dapat dihindari.
Kekurangannya sulitnya pengambilan pada orang tua, anak kecil, bayi, atau jika vena tidak bisa diandalkan (kecil, rapuh), atau jika pasien gemuk. Untuk mengatasi hal ini mungkin bisa digunakan jarum bersayap (winged needle).
Jarum bersayap atau sering juga dinamakan jarum “kupu-kupu” hampir sama dengan jarum vakutainer seperti yang disebutkan di atas. Perbedaannya adalah, antara jarum anterior dan posterior terdapat dua buah sayap plastik pada pangkal jarum anterior dan selang yang menghubungkan jarum anterior dan posterior. Jika penusukan tepat mengenai vena, darah akan kelihatan masuk pada selang (flash).
Prosedur :
- Persiapkan
alat-alat yang diperlukan : jarum, kapas alkohol 70%, tali pembendung
(turniket), plester, tabung vakum.
- Pasang
jarum pada holder, pastikan terpasang erat.
- Lakukan
pendekatan pasien dengan tenang dan ramah; usahakan pasien senyaman
mungkin.
- Identifikasi
pasien dengan benar sesuai dengan data di lembar permintaan.
- Verifikasi
keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat. Catat bila pasien minum
obat tertentu, tidak puasa dsb.
- Minta
pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak melakukan aktifitas.
- Minta
pasien mengepalkan tangan.
- Pasang
tali pembendung (turniket) kira-kira 10 cm di atas lipat siku.
- Pilih
bagian vena median cubital atau cephalic.
Lakukan perabaan (palpasi) untuk memastikan posisi vena; vena teraba
seperti sebuah pipa kecil, elastis dan memiliki dinding tebal. Jika vena
tidak teraba, lakukan pengurutan dari arah pergelangan ke siku, atau
kompres hangat selama 5 menit daerah lengan.
- Bersihkan
kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alcohol 70% dan biarkan
kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.
- Tusuk
bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas. Masukkan tabung
ke dalam holder dan dorong sehingga jarum bagian posterior tertancap pada
tabung, maka darah akan mengalir masuk ke dalam tabung. Tunggu sampai
darah berhenti mengalir. Jika memerlukan beberapa tabung, setelah tabung
pertama terisi, cabut dan ganti dengan tabung kedua, begitu seterusnya.
- Lepas
turniket dan minta pasien membuka kepalan tangannya. Volume darah yang
diambil kira-kira 3 kali jumlah serum atau plasma yang diperlukan untuk
pemeriksaan.
- Letakkan
kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum. Tekan kapas
beberapa sat lalu plester selama kira-kira 15 menit. Jangan menarik jarum
sebelum turniket dibuka.
Ø Menampung
Darah Dalam Tabung
Beberapa jenis tabung sampel darah yang digunakan dalam praktek laboratorium klinik adalah sebagai berikut :
Beberapa jenis tabung sampel darah yang digunakan dalam praktek laboratorium klinik adalah sebagai berikut :
- Tabung tutup merah. Tabung ini tanpa
penambahan zat additive, darah akan menjadi beku dan serum dipisahkan
dengan pemusingan. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan kimia darah,
imunologi, serologi dan bank darah (crossmatching test)
- Tabung tutup kuning. Tabung ini berisi gel
separator (serum separator tube/SST) yang fungsinya memisahkan
serum dan sel darah. Setelah pemusingan, serum akan berada di bagian atas
gel dan sel darah berada di bawah gel. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan
kimia darah, imunologi dan serologi
- Tabung tutup hijau terang. Tabung ini berisi gel
separator (plasma separator tube/PST) dengan antikoagulan lithium
heparin. Setelah pemusingan, plasma akan berada di bagian atas gel dan sel
darah berada di bawah gel. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan kimia
darah.
- Tabung tutup ungu atau lavender. Tabung ini berisi EDTA.
Umumnya digunakan untuk pemeriksaan darah lengkap dan bank darah (crossmatch)
- Tabung tutup biru. Tabung ini berisi natrium
sitrat. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan koagulasi (mis. PPT, APTT)
- Tabung tutup hijau. Tabung ini
berisi natrium atau lithium heparin, umumnya digunakan untuk pemeriksaan
fragilitas osmotik eritrosit, kimia darah.
- Tabung tutup biru gelap. Tabung ini berisi EDTA
yang bebas logam, umumnya digunakan untuk pemeriksaan trace element (zink,
copper, mercury) dan toksikologi.
- Tabung tutup abu-abu terang. Tabung ini berisi natrium
fluoride dan kalium oksalat, digunakan untuk pemeriksaan glukosa.
- Tabung tutup hitam ; berisi bufer sodium
sitrat, digunakan untuk pemeriksaan LED (ESR).
- Tabung tutup pink ; berisi potassium
EDTA, digunakan untuk pemeriksaan imunohematologi.
- Tabung tutup putih ; potassium EDTA,
digunakan untuk pemeriksaan molekuler/PCR dan bDNA.
- Tabung tutup kuning dengan warna hitam di bagian atas ;
berisi media biakan, digunakan untuk pemeriksaan mikrobiologi - aerob, anaerob
dan jamur
Beberapa hal penting dalam menampung sampel darah adalah :
- Darah
dari syring atau suntikan harus dimasukkan ke dalam tabung dengan cara
melepas jarum lalu mengalirkan darah perlahan-lahan melalui dinding
tabung. Memasukkan darah dengan cara disemprotkan, apalagi tanpa melepas
jarum, berpotensi menyebabkan hemolisis. Memasukkan darah ke dalam tabung
vakum dengan cara menusukkan jarum pada tutup tabung, biarkan darah
mengalir sampai berhenti sendiri ketika volume telah terpenuhi.
- Homogenisasi
sampel jika menggunakan antikoagulan dengan cara memutar-mutar tabung 4-5
kali atau membolak-balikkan tabung 5-10 kali dengan lembut. Mengocok
sampel berpotensi menyebabkan hemolisis.
- Urutan
memasukkan sampel darah ke dalam tabung vakum adalah : pertama - botol
biakan (culture) darah atau tabung tutup kuning-hitam kedua - tes
koagulasi (tabung tutup biru), ketiga - tabung non additive (tutup merah),
keempat - tabung tutup merah atau kuning dengan gel separator atau clot
activator, tabung tutup ungu/lavendet (EDTA), tabung tutup hijau
(heparin), tabung tutup abu-abu (NaF dan Na oksalat).
Ø Venipuncture
pada anak-anak
Penggunaan Lidokain
iontophoresis merupakan metode yang efektif untuk mengurangi rasa sakit dan
mengurangi kesusahan selama venipuncture pada pasien anak. Rapid anestesi
dermal dapat dicapai oleh infiltrasi anestesi lokal, tapi mungkin menimbulkan
kecemasan pada anak-anak takut dengan jarum atau merusak kulit, membuat akses
vaskuler lebih sulit dan meningkatkan resiko terkena jarum pada petugas
kesehatan. Dermal anestesi juga dapat dicapai tanpa jarum oleh aplikasi topikal
anestesi lokal (misalnya, EMLA ®, ASTRA Farmasi, Sodertalje, Swedia) atau dengan
iontophoresis lidocaine. Sebaliknya, anestesi dermal noninvasive dapat
didirikan dalam 5-15 menit tanpa mengganggu jaringan di bawahnya oleh
iontophoresis lidocaine, dimana arus listrik langsung memfasilitasi penetrasi
dermal lidocaine molekul yang bermuatan positif jika ditempatkan di bawah
elektroda positif.
Satu studi itu menyimpulkan bahwa administrasi iontophoretic lidocaine aman dan efektif dalam memberikan anestesi dermal untuk venipuncture pada anak-anak 6-17 tahun. Teknik ini mungkin tidak berlaku untuk semua anak. Penelitian selanjutnya dapat memberikan informasi tentang iontophoretic dosis minimum yang efektif untuk anestesi dermal pada anak-anak dan perbandingan efektifitas anestesi dan kepuasan iontophoresis lidokain dengan krim anestesi topikal dan infiltrasi subkutan.
Satu studi itu menyimpulkan bahwa administrasi iontophoretic lidocaine aman dan efektif dalam memberikan anestesi dermal untuk venipuncture pada anak-anak 6-17 tahun. Teknik ini mungkin tidak berlaku untuk semua anak. Penelitian selanjutnya dapat memberikan informasi tentang iontophoretic dosis minimum yang efektif untuk anestesi dermal pada anak-anak dan perbandingan efektifitas anestesi dan kepuasan iontophoresis lidokain dengan krim anestesi topikal dan infiltrasi subkutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar