Rabu, 09 April 2014
asuhan keperawatan gout
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Perubahan – perubahan akan terjadi pada tubuh manusia
sejalan dengan makin meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal
kehidupan hingga usia lanjut pada semua organ dan jaringan tubuh. Keadaan
demikian itu tampak pula pada semua sistem muskuloskeletal dan jaringan lain
yang ada kaitannya dengan kemungkinan timbulnya beberapa golongan penyakit
misalnya penyakit gout rthritis.
Gout akut biasanya terjadi pada pria sesudah lewat
masa pubertas dan sesudah menopause pada wanita, sedangkan kasus yang paling
banyak diternui pada usia 50-60. Gout lebih banyak dijumpai pada pria, sekitar
95 % penderita gout adalah pria. Urat serum wanita normal jumahnya sekitar 1 mg
per 100 mI, lebih sedikit jika dibandingkn dengan pria. Tetapi sesudah
menopause perubahan tersebut kurang nyata. Pada pria hiperurisemia biasanya
tidak timbul sebelurn mereka mencapai usia remaja.
Gout Akut biasanya monoartikular dan timbulnya
tiba-tiba. Tanda-tanda awitan serangan gout adalah rasa sakit yang hebat dan
peradangan lokal. Pasien mungkin juga menderita demam dan jumlah sel darah
putih meningkat. Serangan akut mungkin didahului oleh tindakan pembedahan,
trauma lokal, obat, alkohol dan stres emosional. Meskipun yang paling sering
terserang mula-mula adalah ibu jari kaki, tetapi sendi lainnya dapat juga
terserang. Dengan semakin lanjutnya penyakit maka sendi jari, lutut,
pergelangan tangan, pergelangan kaki dan siku dapat terserang gout. Serangan
gout akut biasanya dapat sembuh sendiri. Kebanyakan gejala-gejala serangan Akut
akan berkurang setelah 10-14 hari walaupun tanpa pengobatan.
BAB
II
TINJAUAN
TEORI
2.1 Definisi
Artritis pirai (Gout) adalah suatu proses inflamasi
yang terjadi karena deposisi kristal asam urat pada jaringan sekitar sendi.
gout terjadi sebagai akibat dari hyperuricemia yang berlangsung lama (asam urat
serum meningkat) disebabkn karena penumpukan purin atau ekresi asam urat yang
kurang dari ginjal. Gout mungkin primer atau sekunder.
Pirai atau gout adalah suatu penyakit yang ditandai
dengan serangan mendadak dan berulang dari artritis yang terasa sangat nyeri
karena adanya endapan kristal monosodium urat, yang terkumpul di dalam sendi
sebagai akibat dari tingginya kadar asam urat di dalam darah (hiperurisemia).
- Gout primer
Merupkan akibat langsung pembentukan asam urat tubuh
yang berlebih atau akibat penurunan ekresi asam urat
- Gout sekunder
Disebabkan karena pembentukan asam urat yang berlebih
atau ekresi asam uratyang bekurang akibat proses penyakit lain atau pemakaian
obat tertentu
2.2 Etiologi
Gejala gout disebabkan oleh reaksi inflamasi jaringan
terhadap pembentukan kristal monosodium urat monohidrat. Karena itu, dilihat
dari penyebabnya, penyakit ini termasuk dalam kelainan metabolik. Kelainan ini
berhubungan dengan gangguan kinetik asam urat yaitu hiperuresemia.
Hiperuresemia terjadi karena:
1.
Pembentukan asam urat berlebihan
a. Gout
primer metabolik, disebabkan sintesis langsung yang bertambah
b. Gout
sekunder metabolik, disebabkan pembentukan asam urat berlebihan
karena penyakit lain seperti leukimia, terutama bila
diobati dengan sitostatistika, psoriasis, polisitemia vena dan mielofibrosis
2.
Kurangnya pengeluaran asam urat melalui ginjal.
a. Ginjal
yang sehat. Penyebabnya tidak diketahui.
b. Gout
sekunder renal, disebabkan oleh kerusakan ginjal, misalnya pada
glomerulonefritis kronik atau gagal ginjal kronik
3.
Perombakan dalam usus yang berkurang. Namun secara klinis hal ini tidak
penting.
Tetapi beberapa kasus menunjukkan adanya hubungan
dengan defek genetik dalam metabolisme purin. Imkompletnya metabolisme purin
menyebabkan pembentukan kristal asam urat di dalam tubuh atau menimbulkan over
produksi asam urat. Over produksi asam urat ini dapat juga terjadi secara
sekunder akibat beberapa penyakit antara lain:
1. Sickle
cell anemia
2. Kanker
maligna
3. Penyakit
ginjal
Penurunan fungsi renal akibat penggunaan obat dalam
waktu yang lama (diuretik) dapat menyebabkan penurunan ekskresi asam urat dari
ginjal.Penyebab Gout dapat terjadi akibat hiperusemia yang di sebabkan oleh
diet yang ketat atau starpasi, asupan makanan kaya purin
(terang-terangan/jeron) yang berlebihan atau kelainan Herediter.
2.3 Manifestasi klinis
Manifestasi karakteristik pada gout adalah peradangan
dan pembengkakan pada sendi yang terluka, rasa sakit, meningkatnya temperatur,
dan hiperurisemia.
Fase akut sering dimulai serangan rasa sakit yang
terjadi di malam hari pada satu sendi biasanya jempol kaki dan terjadi selama 3
– 7 hari. Serangan rasa sakit tersebut biasanya diakibatkan oleh peningkatan
luka, menggunakan diuretik (yang menyebabkan naiknya resorpsi tubular kristal
asam urat), meminum alkohol, atau memakan makanan yang mengandung purin tinggi.
Periodik interkritis akan terjadi setelah hal tersebut dan pasien akan
mengalami asimtomatik.
Saat penyakit semakin meningkat ke fase kronis,
interval asimtomatik akan memendek dan semakin banyak sendi yang akan
terserang. Pasien akan menderita rasa pegal/kaku dipagi hari, deformitas sendi,
dan penebalan jaringan sinovial. Tofus, pembentukan nodul – nodul kristal asam
urat akan muncul di telinga, jari tangan, tangan, dan tendon achilles. Demam,
penyakit ginjal, hipertensi, takikardia, dan malaise (rasa tidak enak badan)
merupakan manifestasi sistemik yang terjadi bersamaan dengan gejala lokal.
2.4 Patofisiologi
Banyak faktor yng berperan dalam mekanisme serangan
gout. Salah satunya yang telah diketahui peranannya adalah kosentrasi asam urat
dalam darah. Mekanisme serangan gout akut berlangsung melalui beberapa fase
secara berurutan.
1. Presipitasi kristal monosodium urat.
Presipitasi monosodium urat dapat terjadi di jaringan
bila kosentrasi dalam plasma lebih dari 9 mg/dl. Presipitasi ini terjadi di
rawan, sonovium, jaringan para- artikuler misalnya bursa, tendon, dan
selaputnya. Kristal urat yang bermuatan negatif akan dibungkus (coate) oleh
berbagai macam protein. Pembungkusan dengan IgG akan merangsang netrofil untuk
berespon terhadap pembentukan kristal.
2. Respon leukosit polimorfonukuler (PMN)
Pembentukan kristal menghasilkan faktor kemotaksis
yang menimbulkan respon leukosit PMN dan selanjutnya akan terjadi fagositosis
kristal oleh leukosit.
3. Fagositosis
Kristal difagositosis olah leukosit membentuk
fagolisosom dan akhirnya membram vakuala disekeliling kristal bersatu dan
membram leukositik lisosom.
4. Kerusakan lisosom
Terjadi kerusakn lisosom, sesudah selaput protein
dirusak, terjadi ikatan hidrogen antara permukan kristal membram lisosom,
peristiwa ini menyebabkan robekan membram dan pelepasan enzim-enzim dan
oksidase radikal kedalam sitoplasma.
5. Kerusakan sel
Setelah terjadi kerusakan sel, enzim-enzim lisosom
dilepaskan kedalam cairan sinovial, yang menyebabkan kenaikan intensitas
inflamasi dan kerusakan jaringan.
Hiperurisemia (konsentrasi asam urat dalam serum yang
lebih besar dari 7,0 mg/dl) dapat (tetapi tidak selalu) menyebabkan penumpukan
kristal monosodium urat. Serangan gout tampaknya berhubungan dengan peningkatan
atau penurunan mendadak kadar asam urat serum. Kalau kristal urat mengendap
dalam sebuah sendi, respons inflamasi akan terjadi dan serangan gout dimulai.
Dengan serangan yang berulang – ulang, penumpukan kristal natrium urat yang
dinamakan tofus akan mengendap di bagian perifer tubuh seperti ibu jari kaki,
tangan dan telinga. Nefrolitiasis urat (batu ginjal) dengan penyakit renal
kronis yang terjadi sekunder akibat penumpukan urat dapat timbul.
Gambaran kristal urat dalam cairan sinovial sendi yang
asimtomatik menunjukkan bahwa faktor – faktor non-kristal mungkin berhubungan
dengan reaksi inflamasi. Kristal monosodium urat yang ditemukan tersalut dengan
imunoglobulin yang terutama berupa IgG. IgG akan meningkatkan fagositosis
kristal dan dengan demikian memperlihatkan aktivitas imunologik.
2.5 Penatalaksanaan
A. Tindakan operasi
Apabila upaya perawatan dan pengobatan tidak
menunjukkan hasil yang signifikan maka dapat dilakukan tindakan yang agresif
untuk mengurangi rasa sakit akibat gout. Bila cara ini ditempuh maka tindakan
operasi merupakan hal yang mudah dilakukan oleh dokter. Melalui operasi dokter
akan memecah kristal asam urat yang terkumpul di persendian dan akan
mengeluarkannya dari tubuh. Ini merupakan alternatif terakhir yang dapat ditempuh
guna menghilangkan nyeri akibat gout.
B.
konservatif non operasi
Obat
|
Dosis
|
Efek Samping
|
Tindakan Perawat
|
Probenecid (Benemid)
|
0,5 gram 2x sehari
|
Sakit kepala, mual,
muntah, anoreksia, frekuensi urinari
|
1. Doronglah
pasien untuk mengkonsumsi banyak air untuk mengurangi formasi kalkulus.
2. Monitorlah
level asam urik serum.
3. Minumlah
dengan makanan atau antasida.
4. Hindari
penggunaan salisilat secara bersamaan (akan menurunkan efek uricosuric).
|
Sulfinpyrazone
(Anturane)
|
400 – 800 mg/hari
|
Gangguan
gastrointestinal atas (mual, gangguan pencernaan) ; reaktivasi penyakit ulcer
peptic
|
1. Berikan
dengan makanan, susu atau antasida.
2. Berikan
konsumsi air yang banyak.
|
Allopurinal
penghambat asam urik
(Zyloprim)
|
200 – 600 mg/hari
|
Ruam pada kulit,
demam, dingin, depresi sumsum tulang, iritasi gastrointestinal
|
1. Monitorlah
fungsi ginjal dan liver pada bulan – bulan awal.
2. Berikan
dengan makanan.
3. Berikan
konsumsi air yang banyak.
4. Berikan
alkaline urine (hindari pemberian vitamin C dalam dosis besar).
|
Colchicine
|
0,5 – 1,8 mg/hari
(prophylaxis) ; 0,5 – 1,2 mg setiap 1 – 2 jam (serangan akut)
|
Depresi sumsum
tulang, anemia aplastik, granulositopenia, leukopenia, trombositopenia, mual,
muntah, diare, kram, ruam kulit.
|
1. Monitorlah
darah secara komplit untuk discrasias darah dengan penggunaan jangka panjang.
2. Hindarkan
alkohol saat meminum obat (meningkatkan toksisitas gastrik dan menurunkan
keefektifan obat).
3. Obat
diberikan dengan makanan.
4. Jangan
memberikan lebih dari 12 tablet dalam 24 jam.
5. Berikan
saat ada tanda pertama serangan.
6. Berikan
dosis intravena setelah 2 – 5 menit.
7. Jangan
diberikan dengan dextrose 5% atau air bakteriostatic.
8. Berikan
kompres dingin dan jika terjadi ekstravasasi berikan analgesik.
9. Jangan
memberi lebih dari 4 mg/24 jam dengan cara melewati pembuluh darah.
|
Penatalaksanaan
keperawatan :
Penatalaksanaan
keperawatan adalah kombinasi pengistirahatan sendi dan terapi makanan/diit.
Pengistirahatan
sendi meliputi pasien harus disuruh umtuk meninggikan bagian yang sakit untuk
menghindari penahanan beban dan tekanan yang berasal dari alas tempat tidur dan
memberikan kompres dingin untuk mengurangi rasa sakit.
Terapi
makanan mencakup pembatasan makanan dengan kandungan purin yang tinggi, alkohol
serta pengaturan berat badan. Perawat harus mendorong pasien untuk minum 3
liter cairan setiap hari untuk menghindari pembentukan calculi ginjal dan
perintahkan untuk menghindari salisilat.
Pola diet yang harus diperhatikan adalah :
1. Golongan A ( 150 - 1000 mg purin/ 100g ) :
Hati, ginjal, otak, jantung, paru, lain-lain jerohan,
udang, remis, kerang, sardin, herring, ekstrak daging, ragi (tape), alkohol,
makanan dalam kaleng
2. Golongan B ( 50 - 100 mg purin/ 100g ) :
Ikan yang tidak termasuk gol.A, daging sapi,
kacang-kacangan kering, kembang kol, bayam, asparagus, buncis, jamur, daun
singkong, daun pepaya, kangkung
3. Golongan C ( < 50mg purin/ 100g ) :
Keju, susu, telur, sayuran lain, buah-buahan
4. Bahan makanan yang diperbolehkan :
ü Semua bahan makanan sumber karbohidrat, kecuali havermout (dalam jumlah
terbatas)
ü Semua jenis buah-buahan
ü Semua jenis minuman, kecuali yang mengandung alkohol
Semua macam bumbu
5. Bila kadar asam urat darah >7mg/dL dilarang
mengkonsumsi bahan makanan gol.A, sedangkan konsumsi gol.B dibatasi
6. Batasi konsumsi lemak
7. Banyak minum air putih
BAB
III
ASUHAN
KEPERAWATAN
3.1 pengkajian
A. Identitas
Meliputi
nama, jenis jenis kelamin ( lebih sering pada pria daripada wanita ), usia (
terutama pada usia 30- 40), alamat, agama, bahasa yang digunakan, status
perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi kesehatan, golongan darah, nomor
register, tanggal masuk rumah sakit, dan diagnosis medis.
B. Keluhan Utama
Pada umumnya klien merasakan nyeri yang luar biasa
pada sendi ibu jari kaki (sendi lain)
C. Riwayat Penyakit Sekarang
P
(Provokatif)
: kaji penyebab nyeri
Q (Quality / qualitas) : kaji seberapa
sering nyeri yang dirasakan klien
R
(Region)
: kaji bagian persendian yang terasa nyeri (biasanya pada pangkal ibu jari)
S
(Saverity)
: Apakah mengganggu aktivitas motorik ?
T (Time)
: Kaji kapan keluhan nyeri dirasakan ?
(Biasanya terjadi pada malam hari)
D. Riwayat Penyakit Dahulu
Tanyakan pada klien apakah menderita penyakit ginjal
E. Riwayat Penyakit
Keluarga
Tanyakan apakah pernah ada anggota keluarga klien yang
menderita penyakit yang sama seperti yang diderita klien sekarang ini.
F. Pengkajian Psikososial
dan Spiritual
Psikologi : apakah klien mengalami peningkatan stress
Sosial
: Cenderung menarik diri dari lingkungan
Spiritual : Kaji apa
agama pasien, bagaimana pasien menjalankan ibadah menurut agamanya
G. Pemenuhan Kebutuhan
Sehari-hari
- Kebutuhan nutrisi
1. Makan : kaji frekuensi,
jenis, komposisi (pantangan makanan kaya protein)
2. Minum : kaji frekuensi, jenis
(pantangan alkohol)
- Kebutuhan eliminasi
1. BAK : kaji frekuensi,
jumlah, warna, bau
2. BAB : kaji frekuensi,
jumlah, warna, bau
- Kebutuhan aktivitas
Biasanya klien kurang / tidak dapat melaksanakan
aktivitas sehari-hari secara mandiri akibat nyeri dan pembengkakan
H. Pemeriksaan fisik dibagi
menjadi dua yaitu pemeriksaan umum dan pemeriksaan setempat.
a. B1
(Breathing)
Inspeksi:
bila tidak melibatkan system pernafasan, biasanya ditemukan kesimetrisan rongga
dada, klien tidak sesak nafas, tidak ada penggunaan otot bantu pernafasan.
Palpasi
: Taktil fremitus seimbang kanan dan kiri.
Perkusi
: Suara resonan pada seluruh lapang paru.
Auskultasi
: Suara nafashilang/ melemah pada sisi yang sakit, biasanya didapatkan suara
ronki atau mengi.
b. B2
(Blood)
Pengisian
kapiler kurang dari 1 detik, sering ditemukan keringat dingin dan pusing karena
nyeri. Suara S1 dan S2 tunggal.
c. B3(Brain)
Ø Kepala dan wajah
|
:
|
Ada sianosis.
|
Ø Mata
|
:
|
Sklera biasanya tidak ikterik, konjungtiva anemis
Pada kasus efusi pleura hemoragi kronis.
|
Ø Leher
|
:
|
Biasanya JVP dalam batas normal.
|
d. B4
(Bladder)
Produksi
urine biasanya dalam batas normal dan tidak ada keluhan pada system perkemihan,
kecuali penyakit gout sudah mengalami komplikasi ke ginjal berupa
pielonefritis, batu asam urat, dan gagal ginjal kronik yang akan menimbulkan
perubahan fungsi pada system ini.
d. B5
(Bowel)
Kebutuhan
elimknasi pada kasus gout tidak ada gangguan, tetapi tetap perlu dikaji
frekuensi, konsistensi, warna, serta bau feses. Selain itu, perlu dikaji
frekuensi, kepekatan, warna, bau, dan jumlah urine. Klien biasanya mual,
mengalami nyeri lambung. Dan tidak nafsu makan, terutama klien yang memakan
obat alnagesik dan antihiperurisemia.
e. B6
( Bone ). Pada pengkajian ini di temukan:
a. Look.
Keluhan nyeri sendi yang merypoakan keluhan utama yang mendorong klien mencari
pertolongan (meskipun mungkin sebelumnya sendi sudah kaku dan berubah
bentuknya). Nyeri biasanya bertambah dengan gerakan dan sedikit berkurang
dengan istirahat. Beberapa gerakan tertentu kadang menimbulkan nyeri yang
lebih dibandingkan dengan gerakan yang lain. Deformitas sendi
(pembentukan tofus) terjadi dengan temuan salah satu sendi pergelangan kaki
secara perlahan membesar.
b. Feel.
Ada nyeri tekan pda sendi kaki yang membengkak.
c. Move.
Hambatan gerak sendi biasanya seamkin bertambah berat. Pemeriksaan diasnostik.
Gambaran radiologis pada stadium dini terlihat perubahan yang berarti dan
mungkin terlihat osteoporosis yang ringan. Pada kasus lebih lanju, terlhat
erosi tulang seperti lubang-lubang kecil (punch out).
3.2 Diagnosa
1) Nyeri
akut b/d radang sendi dengan penumpukan kristal urat di jaringan sinovial
2) Kerusakan
mobilitas fisik b/d nyeri persendian
3)
Gangguan integritas kulit b/d
tophy
4) Kurang
pengetahuan b/d kurang informasi tentang penyakit gout
3.3 Intervensi
1) Nyeri akut b/d
radang sendi dengan penumpukan kristal urat di jaringan sinovial
Noc
§ Mampu
mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan teknik non farmakologi
untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
§ Melaporkan
bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan menejemen nyeri
§ Mampu mengenal
nyeri (skala, intensitas, frekuensi, dan tanda nyeri)
§ Menyatakan rasa
nyaman setelah nyeri berkurang
§ Tanda vital
dalam rentang normal
§ Nyeri dapat
benar-benar hilang
Nic
§ Kaji secara
komperhensif tentang nyeri : lokasi, karakteristik dan onset, durasi,
frekuensi, dan kualitas)
§ Observasi
isyarat non verbal dari ketidaknyamanan
§ Gunakan
komuniokasi teurapeutik agar klien dapat mengekspresikan nyeri
§ Beri dukungan
terhadap klien dan keluarga
§ Kontrol faktor
lingkungan yang dapat mempengaruhi pasien terhadap nyeri
§ Beri informasi
tentang nyeri
§ Anjurkan pasien
untuk memonitor sendiri nyeri
§ Berikan
analgesik sesuai order
§ Tutunkan dan
hilangkan faktor yang dapat meningkatkan nyeri
2) Kerusakan mobilitas
fisik b/d nyeri persendian
Noc
§ Rentang
pergerakan sendi dengan gerakan atas inisiatif sendir
§ Klien meningkat
dalam aktivitas fisik
§ Mengerti tujuan
dari peningkatan mobilitas
Nic
§ Beri alat bantu
jika pasien memerlukan untuk mobilisasi
§ Kaji klien
dalam mobilisasi
§ Penggunaan
pergerakan tubuh aktif atau pasif untuk mempertahankan atau memperbaiki
fleksibilitas sendi
§ Meningkatkan
dan membantu berjalan untuk mempertahankan atau memperbaiki fungsi tubuh volunter
dan autonom selama perawatan serta pemulihan dari sakit atau cidera.
3) Kerusakan
itegritas kulit b/d tophy (penumpukan monosidium urat dalam jaringan)
Nic
§ Observasi
ekstremitas (warna, bengkak, tekstur)
§ Jelaskan
keluarga tentang tanda kerusakan kulit
§ Catat perubahan
kulit/membran mukosa
§ Meminimalkan
penekanan pada bagian-bagian tubuh
Noc
§ Integritas
kulit yang baik bisa dipertahankan (baik sensasi, elastisitas, temperatur,
hidrasi, dan pigmentasi)
§ Tidak ada
luka/lesi pada kulit
§ Perfusi
jaringan baik
§ Mampu
melindungi kulit dan mempertahankan keadaan kulit dengan baik
4) Kurang
pengetahuan b/d kurang informasi terhadap penyakit gout
Noc, diharapkan pasien dapat :
§ Familiar dengan
proses penyakit gout
§ Mendiskripsikan
proses penyakit gout
§ Mendeskripsikan
faktor penyebab dan faktor resiko penyakit gout
§ Mendeskripkikan
efek penyakit, tanda dan gejala gout
§ Mendeskripsikan
komplikasi gout
§ Mengetahui tindakan
pencegahan penyakit gout
§ Mengetahui
pencegahan untuk mencegah terjadinya komplikasi penyakit gout
Nic
§ Mengobservasi
kesiapan klien untuk mendengar (siap mental, emosi dsb)
§ Menentukan
tingkat pengetahuan klien sebelumnya
§ Menjelaskan
proses penyakit gout (pengertian, etiologi, tanda & gejal, serta transmisi)
§ Diskusikan
perubahan gaya hidup yang bisa mencegah komplikasi gout
§ Diskusikan
tentang pilihan terapi atau perawatan gout
§ Jelaskan secara
rasional tentang pengelolaan terapi atau perawatan yang dianjurkan
§ Anjurkan pasien
untuk mencegah dan meminimalkan efek samping dari penyakitnya
§ Ajarkan dan
informasikan pengobatan gout (karakteristik obat, dosis, rute, durasi obat)
§ Informasikan
cara minum obat, menyimpan obat dsb.
BAB
IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Artritis gout adalah suatu sindrom klinik yang
mempunyai gambaran khusus, yaitu artritis akut. Artritis gout lebih banyak
terdapat pada pria dari pada wanita. Pada pria sering mengenai usia
pertengahan, sedangkan pada wanita biasanya mendekati masa menopause.
Gejala arthritis akut disebabkan oleh reaksi inflamasi
jaringan terhadap pembentukan kristal monosodium urat monohidrat. Karena itu,
dilihat dari penyebabnya, penyakit ini termasuk dalam kelainan metabolik.
gout terbagi dalam 2 klasifikasi yaitu : Gout primer
yang merupkaan akibat langsung pembentukan asam urat tubuh yang berlebih atau
akibat penurunan ekresi asam urat dan gout sekunder yang disebabkan karena
pembentukan asam urat yang berlebih atau ekresi asam urat yang bekurang akibat
proses penyakit lain atau pemakaian obat tertentu. Gejala gout disebabkan oleh
reaksi inflamasi jaringan terhadap pembentukan kristal monosodium urat
monohidrat yaitu pembentukan asam urat berlebihan dan kurangnya pengeluaran
asam urat melalui ginjal.
Manifestasi karakteristik pada gout adalah peradangan
dan pembengkakan pada sendi yang terluka, rasa sakit, meningkatnya temperatur,
dan hiperurisemia. Fase akut sering dimulai serangan rasa sakit yang terjadi di
malam hari pada satu sendi biasanya jempol kaki dan terjadi selama 3 – 7 hari.
Saat penyakit semakin meningkat ke fase kronis, interval asimtomatik akan
memendek dan semakin banyak sendi yang akan terserang. Pasien akan menderita
rasa pegal/kaku dipagi hari, deformitas sendi, penebalan jaringan sinovial dan
timbul tofus.
Studi diagnostik mencakup peningkatan kadar asam urat
serum (lebih besar dari 7,0 mg/dl), analisa cairan sendi yaitu adanya kristal
urat monosodium dan ESR serta WBC selama serangan.
Penatalaksanaanya meliputi : Penatalaksanaan medis dan
penatalaksanaan keperawatan yaitu kombinasi pengistirahatan sendi dan terapi
makanan/diit
Diagnosa keperawatan yang munkin muncul Gangguan rasa
nyaman : Nyeri berhubungan dengan proses penyakit, Hambatan mobilitas fisik
berhubungan dengan nyeri persendian dan Defisit pengetahuan berhubungan dengan
kurangnya pemahaman pengobatan dan perawatan di rumah.
4.1. Saran
Diharapkan makalah ini dapat bermanfaat dalam
melakukan asuhan keperawatan, perawat mengetahui atau mengerti tentang rencana
keperawatan pada pasien dengan got, pendokumentasian harus jelas dan dapat
menjalin hubungan yang baik dengan klien dan keluarga.
Dalam rangka mengatasi masalah resiko injuri pada
klien dengan gout maka tugas perawat yang utama adalah sering mengobservasi
akan kebutuhan klien yang mengalami gout.
DAFTAR
PUSTAKA
Brunner dan Suddarth Edisi 8. 2002. Buku Ajar
Keperawatan Medical Bedah Vol 3. ECG.
Judith M. Wilkinson. 2002. Buku saku Diagnosis
Keperawatan NANDA NIC NOC. EGC
Midian sirait. 2013. Informasi Spesialite Obat. ISPI
Langganan:
Postingan (Atom)