Senin, 15 Oktober 2012
Selasa, 09 Oktober 2012
menu makanan seimbang pada bayi 1 tahun
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang
Menu
makanan bayi tentu berbeda dengan menu makanan orang dewasa, hal ini karena
memang tikat kemampuan mencerna makanan yang membuatnya harus di bedakan.
Pada
umunya bayi memiliki kemampuan yang rendah untuk mencerna makanan karena
pertama, ia belum memiliki gigi sebagai salah satu untuk membantu pencernaan,
kemudian yang kedua karena rata-rata semua bagian tubunya masih sangat
sensitive termasuk lambung tempat mencerna makanan. Bayi pada usia 1-6 bulan
memang ekslusif ia harus mendapatkan susu yang full dari sang ibu, di masa-masa
ASI eksklusi ini ia tidak boleh di tinggalkan kerja atau tidak boleh di biarkan
tidak mendapatkan ASI karena akn berdampak buruk pada pertumbuhan bandan dan
otaknya.
Menu
Makanan Bayi – Pada dasarnya bayi mulai umur 6 bulan, ia sudah harus di beri makanan pendamping
ASI. Selain karna tubuhnya mulai membutuhkan berbagai zat penunjang pertumbuhan, pada usia ini bayi
juga harus mulai di latih untuk mengenal berbagai macam makanan dalam rangka
menyeimbangkan sistem pencernaan dan untuk membantu kekebalan tubuhnya.
1.2 .Metode
Penulisan
Dalam
penulisan makalah ini, penyusun menggunakan metode studi kepustakaan, yaitu
dengan memperoleh materi dan mempelajari buku-buku referensi dan informasi dari
media elektronik (internet) yang terkait dengan keseimbangan menu makanan untuk
bayi 0-1 tahun.
1.3
Sistematika
Penulisan
Pada
penyusunan makalah ini, adapun sistematis penulisan ini terdiri dari 3 Bab yang
tersusun secara sistematika yaitu:
BAB
I PENDAHULUAN
BAB
II PEMBAHASAN
BAB
III PENUTUP
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Konsep
Dasar Menu Seimbang
1.
Pengertian Menu Seimbang
• Menu adalah susunan makanan yang
dimakan oleh seseorang untuk sekali makan atau untuk sehari-hari. Kata ”menu”
bias diartikan ”hidangan”. Menu seimbang adalah menu yang terdiri dari beraneka
ragam makanan dalam jumlah dan proporsi yang sesuai, sehingga memenuhi
kebutuhan gizi seseorang guna pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh dan proses
kehidupan serta pertumbuhan dan perkembangan (Almatsier, 2005).
• Menu seimbang adalah konsumsi makanan
untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan zat gizi. Kekurangan gizi pada salah satu
makanan dengan pemberian menu seimbang dapat dicukupi oleh makanan lain. Untuk
itu pemberian menu seimbang dengan makanan yang beraneka ragam sangat
dibutuhkan dalam memenuhi kecukupan gizi (Almatsier, 2005).
• Menu seimbang adalah makanan yang
beraneka ragam yang memenuhi kebutuhan zat gizi sesuai dengan Pedoman Umum Gizi
Seimbang (PUGS). (Depkes RI, 2006)
• Pedoman umum gizi seimbang harus
diaplikasikan dalam penyajian hidangan yang memenuhi syarat gizi yang dikenal
dengan menu seimbang. Menu berasal dari kata ”menu” yang berarti suatu daftar
yang tertulis secara rinci. Sedangkan definisi menu adalah rangkaian beberapa
macam hidangan atau masakan yang disajikan atau dihidangkan untuk seseorang
atau sekelompok untuk setiap kali makan, yaitu dapat berupa hidangan pagi,
siang, dan malam. Pola menu seimbang mulai dikembangkan pada tahun 1950 dengan
istilah ”Empat Sehat Lima Sempurna” (Sulistyoningsih, 2011). Pola menu 4 sehat
5 sempurna adalah pola menu seimbang yang bila disusun dengan baik mengandung
semua zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh (Almatsier, 2005).
2.
Manfaat Perencanaan Menu
• Kegiatan menyusun menu dengan
perencanaan yang baik dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Dapat disusun hidangan yang mengandung
zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh.
2. Variasi dan kombinasi hidangan dapat
diatur sehingga dapat menghindari kebosanan yang disebabkan pengulangan jenis
bahan makanan dan cara pengolahan.
3. Susunan hidangan dapat disesuaikan
dengan kondisi keuangan atau biaya yang tersedia.
4. Menghemat waktu dan tenaga.
Perencanaan*menu dapat disesuaikan dengan kondisi, sehingga sudah dapat
diperkirakan waktu dan tenaga yang dibutuhkan.
5. Menu yang terencana dengan baik dapat
menjadi alat pendidikan gizi yang baik, karena menu yang baik mengajarkan pola
makan yang baik.
3.
Syarat Menu yang Baik
a.
Pola menu seimbang
• Pola menu seimbang diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan gizi. Susunanmakanan yang dihidangkan dapat memenuhi
kebutuhan gizi sesuai denganumur, jenis kelamin, dan juga aktivitas yang
dilakukan.
b.
Aspek warna menu seimbang
• Warna menu seimbang makanan harus
menarik sehingga dapatmembangkitkan selera makan, namun penggunaan pewarna ban
bahantambahan makanan juga harus memperhatikan keamanannya dan
diutamakanmenggunakan pewarna alami.
c.
Tekstur dan konsistensi
• Tekstur dan konsistensi makanan yang
dihidangkan disesuaikan dengankemampuan fisiologis dan juga umur. Bentuk
makanan bayi, lansia dan orangyang mengalami gangguan kesehatan khususnya
pencernaan akan berbedadengan orang dewasa pada umumnya.
d.
Rasa dan Aroma
• Aroma masakan yang kuat
dikombinasikan dengan makanan yang tidak tajambaunya.
e.
Ukuran dan bentuk potongan
• Adanya kreasi dalam bentuk potongan
dapat membangkitkan selera makan.
f.
Suhu
• Pertimbangkan makanan yang harus
dihidangkan panas atau dingin denganmenyesuaikan suhu lingkungan, udara atau
iklim.
g.
Popularitas
• Hidangan untuk anggota keluarga akan
lebih membangkitkan selera makanketika sesekali disajikan pula hidangan
tertentu yang sedang popular dimasyarakat, yang memang disukai anggota
keluarga.
h.
Penyajian menarik
• Bila perlu makanan disajikan dengan
hiasan, selain itu disajikan dalamkeadaan yang bersih, terhindar dari
pencemaran yang dapat membahayakankesehatan.
i.
Tenaga dan waktu
• Jenis hidangan yang akan disajikan disesuaikan
dengan peralatan,kemampuan, tenaga dan waktu yang dimiliki oleh ibu/keluarga.
2.2
Menu
Makanan Bayi
Untuk
membuat menu makanan bayi harus menggunakan rancangan khusus, yang seharusnya
memang di bedakan dalam keluarga, misalnya untuk bayi yang sudah bisa
makan-makanan pendamping asi seperti bubur formula setiap hari ia harus di
racikan sesuai kebutuhannya, artinya ketika ia merasa lapar dan ingin makan
secepatnya anda harus mempersiapkan.
Banyak
sekali bayi terutama di Indonesia yang terkadang tidak mendapatkan menu makanan
bayi yang seimbang, kebanyakan mereka terkadang gizinya tidak tercukupi dengan
baik, ada beberapa factor yang bisa menyebabkan hal tersebut, bisa saja
kemiskinan ataupun ketidaktahuan orang tua. Bayi yang pada masa pertumbuhan
seharusnya memperoleh banyak asupan plus namun jika tidak mendapatkan makan
sangat disayangkan.
Untuk
anda yang memang terbatas ekonomi sebenarnya ada alternative memberikan cukup
asupan gizi dengan baik, yaitu membuat menu makanan bayi sederhana. Membuat
sayur bening bayam, kangkung dan daun-daunan yang banyak mengandung vitamin
kemudian nasi tumbuk bisa di sajikan untuk bayi.
Tidak
harus membeli bubur formula yang mungkin sangat mahal harganya. Namun memang
kembali lagi kepda kesiapan orang tua dalam hal ini, pemabtasan kelahiran
dengan program KB sebenarnya sangat baik jika harus anda ikuti. Jika memang
keluarga memiliki ekonomi pas-pasan sebaiknya miliki anak sesuai kapasitas
kemampuan member makan keluarga, ini bertujuan agar tidak ada lagi bayi-bayi yang
kekurangan gizi karena tidak bisa memenuhi menu makanan bayi yang sehat dan
seimbang.
2.3 Panduan
Pemberian Makanan Bayi
6 – 8 Bulan makanan padat pertama
Sulit
dipercaya betapa cepat bayi anda berkembang.
Ia berkembang secara dramatis dari bayi kecil yang anda bawa pulang
beberapa bulan yang lalu, dan sekarang ia telah mulai mempelajari kepandaian
baru setiap hari. Antara usia 6 – 9 bulan, ASI (atau susu formula yang
diperkaya zat besi) masih menjadi sumber nutrisi bagi bayi anda. Penting untuk diingat bahwa sebagian besar
nutrisi yang diperlukan bayi anda tetap berasal dari sumber-sumber tersebut
diatas, meskipun anda telah menambahkan makanan padat ke dalam menunya. ASI
menyediakan nutrisi yang diperlukan bayi anda, seperti kalsium, zat besi,
protein dan zinc – zat seng.
Meskipun
demikian, pada usia ini bayi biasanya membutuhkan lebih banyak zat besi dan
seng daripada yang kandungan yang ada di dalam ASI (dan susu formula) – dan
pada saat inilah, tambahan nutrisi dapat diperoleh dari makanan padat dalam
porsi kecil. WHO dan UNICEF
merekomendasikan pemberian ASI untuk tetap dilakukan sampai anak berusia dua
tahun atau lebih.
Tanda-tanda sudah siap diberikan makanan
padat:
•
Mempunyai kontrol yang baik terhadap kepala dan leher
•
Sudah bisa duduk sendiri
•
Menunjukkan ketertarikan terhadap makanan.
•
Lidah tetap di dalam saat sendok dimasukkan ke dalam mulutnya.
•
Terbiasa pada tekstur dan makanan baru
•
Menggapai makanan atau benda lain, meraih dan memasukkannya ke dalam mulut.
•
Memindahkan sendok dari satu tangan ke tangan yang lainnya
•
Bila sudah kenyang, bisa menunjukkannya dengan cara memalingkan kepala atau
dengan menutup mulut rapat-rapat.
2.4
Makanan padat pertama
Sulit dipercaya betapa cepat bayi anda
berkembang. Ia berkembang secara
dramatis dari bayi kecil yang anda bawa pulang beberapa bulan yang lalu, dan
sekarang ia telah mulai mempelajari kepandaian baru setiap hari.
Antara
usia 6 – 9 bulan, ASI (atau susu formula yang diperkaya zat besi) masih menjadi
sumber nutrisi bagi bayi anda. Penting
untuk diingat bahwa sebagian besar nutrisi yang diperlukan bayi anda tetap
berasal dari sumber-sumber tersebut diatas, meskipun anda telah menambahkan
makanan padat ke dalam menunya. ASI menyediakan nutrisi yang diperlukan bayi
anda, seperti kalsium, zat besi, protein dan zinc – zat seng.
Meskipun
demikian, pada usia ini bayi biasanya membutuhkan lebih banyak zat besi dan
seng daripada yang kandungan yang ada di dalam ASI (dan susu formula) – dan
pada saat inilah, tambahan nutrisi dapat diperoleh dari makanan padat dalam
porsi kecil. WHO dan UNICEF merekomendasikan
pemberian ASI untuk tetap dilakukan sampai anak berusia dua tahun atau lebih.
Usia
: 6 to 8 bulan
Tanda-tanda
sudah siap diberikan makanan padat:
•
Mempunyai kontrol yang baik terhadap kepala dan leher
•
Sudah bisa duduk sendiri
•
Menunjukkan ketertarikan terhadap makanan.
•
Lidah tetap di dalam saat sendok dimasukkan ke dalam mulutnya.
•
Terbiasa pada tekstur dan makanan baru
•
Menggapai makanan atau benda lain, meraih dan memasukkannya ke dalam mulut.
•
Memindahkan sendok dari satu tangan ke tangan yang lainnya
•
Bila sudah kenyang, bisa menunjukkannya dengan cara memalingkan kepala atau
dengan menutup mulut rapat-rapat.
6
bulan – MAKANAN PERTAMA
Yang
diberikan:
•
ASI/ASI perahan PLUS
•
SEREALIA: beras putih, beras merah, havermuth
•
SAYURAN: labu parang, ubi jalar, kentang, kacang hijau, labu, zucchini
•
BUAH: pisang, alpukat, apel, pir
Yang
Belum Boleh Diberikan:
•
DAGING & MAKANAN YG MENGANDUNG PROTEIN
•
IKAN & KERANG-KERANGAN
•
SUSU SAPI & PRODUK SUSU OLAHAN
Tipe:
• 1 jenis makanan
• Semi cair (dihaluskan atau dibuat
puree)
• Dimasak (kecuali buah tertentu, spt
alpukat, semangka dan pisang)
Frekuensi:
• Makan besar: 1-2 kali per hari
• Cemilan: 1 kali per hari
• ASI: kapan saja bila diminta atau
formula umumnya setiap 3-4 jam
Porsi:
• Makanan: 1-2 ujung sendok teh pada
awalnya, bertahap tingkatkan sesuai bertambahnya usia dan minat bayi.
7-8
bulan – MAKANAN SEMI PADAT
Yang
diberikan:
•
ASI/ASI perahan PLUS
•
SEREALIA: lanjutkan pemberian beras merah, beras putih dan havermut. Perkenalkan
maizena.
•
SAYURAN: asparagus, wortel, bayam, brokoli, sawi, kembang kol, bit, lobak, kol
•
BUAH: mangga, pir, peach, blewah, timun suri.
•
Biskuit bayi.
•
DAGING & MAKANAN YG MENGANDUNG PROTEIN: ayam, sapi, hati ayam, tahu, tempe
Yang
Belum Boleh Diberikan:
•
IKAN & KERANG
•
SUSU SAPI & PRODUK SUSU OLAHAN Tipe:
• 1-2 macam makanan
• Semi padat (haluskan dgn saringan
kawat, puree)
• Soft finger food (8 bln+)
• Dimasak (kecuali buah tertentu, spt
alpukat, semangka dan pisang)
Frekuensi:
• Makan besar: 2 kali per hari
• Cemilan: 1 kali per hari
• ASI: kapan saja bila diminta atau
formula umumnya setiap 3-4 jam
Porsi:
• 3 sampai 9 sendok makan cereal, untuk
2 sampai 3 kali pemberian makan
• 1 sendok teh buah, bertahap
tingkatkan menjadi ¼ sampai ½ cangkir untuk 2 sampai 3 kali pemberian makan
• 1 sendok teh sayuran, perlahan
ditingkatkan menjadi ¼ sampai ½ cangkir untuk 2 sampai 3 kali pemberian makan.
• 1 sendok teh makanan sumber protein,
perlahan tingkatkan menjadi 2 sm untuk 2 kali pemberian makan
Tips
Memperkenalkan Makanan Padat:
•
Perkenalkan hanya satu jenis makanan baru dan berikan selama 2 sampai 4 hari
sebelum perkenalkan makanan yang lain untuk memastikan bayi anda tidak alergi
terhadap makanan tersebut.
•
Urutan pemberian makan:
-
Mulailah pemberian makanan padat dengan makanan yang paling tidak menyebabkan
alergi (kadar protein paling rendah), yairtu serelia (beras merah, beras putih,
havermut). Campurkan dengan ASI, air atau susu formula hingga semi-cair.
-
Beberapa ahli gizi merekomendasikan agar sayuran diperkenalkan sebelum buah,
karena buah yang rasanya manis akan membuat sayuran yang rasanya kurang manis
menjadi tidak menarik untuk bayi.
Mulailah dengan sayuran yang rasanya hambar seperti kentang, kacang
hijau, labu, zucchini, baru kemudian perkenalkan buah seperti pisang, alpukat,
apel, pir, blewah, timun suri.
•
Pangku bayi anda atau dudukkan di kursi makan atau tempat duduk bayi saat anda
menyuapi bayi anda.
Posisi
makan yang semestinya adalah digendong anda atau didudukkan di tempat duduk
bayi – pilihlah posisi yang paling aman untuk anda dan bayi anda.
•
Mulai pemberian makanan padat secara bertahap.
Untuk
mempermudah peralihan, mulailah pemberian makanan padat dengan makanan yang
sudah dikenalnya – ASI atau susu formula. Mulailah pemberian makanan padat dengan
meletakkan sedikit makan di ujung sendok dan letakkan sendok tersebut di tengah
lidah bayi. Lihat reaksi bayi anda. Anda mungkin akan mendapatkan senyum tanda
persetujuan atau seringai tanda tidak setuju.
Cobalah untuk memperkenalkan satu makanan baru selama tiga kali. Ada kemungkinan bayi anda makan dengan tidak
teratur. Ingatlah bahwa pada usia ini
anda hanya memperkenalkan bayi anda pada makanan dan tekstur baru.
•
Ketahui kapan harus berhenti memberi makan.
Bayi
anda akan berhenti makan bila dia sudah kenyang. Jangan memaksa untuk tetap memberi
makan. Apabila bayi anda sudah kenyang
dia mungkin akan memberikan tanda-tanda sebagai berikut: mengatupkan bibir,
menutup mulut, muntah, memainkan atau menggigit puting, memalingkan wajah dari
sendok yang didekatkan ke mulutnya, menyandarkan tubuh ke belakang, makan atau
minum lebih sedikit dan tertidur.
Penting bagi bayi anda untuk merespon tanda-tanda lapar yang timbul dari
dalam dirinya sendiri sebagai dasar dari kebiasaan makan yang sehat untuk
sepanjang hidupnya.
•
Berikan makanan tanpa tambahan gula atau garam.
Bayi
anda tidak membutuhkan tambahan gula atau garam. Menambahkan bahan-bahan tersebut tidak akan
memperbaiki nilai nutrisi dari makanannya dan membuat bayi Anda menetapkan
makanan seperti ini sebagai standar pilihan makanan di masa mendatang.
•
Jangan berikan madu selama 1 tahun pertama.
Madu
tidak boleh diberikan untuk bayi dibawah 12 bulan. Jangan tambahkan madu pada
makanan bayi anda atau mencelupkan dotnya ke dalam madu. Madu terbukti dapat menyebabkan penyakit
serius, botulisme yang dapat menyebabkan kematian.
•
Botol harus digunakan untuk cairan seperti susu formula atau air putih BUKAN
untuk makanan.
Apabila
tidak direkomendasikan oleh DSA anda, jangan masukkan jus buah, cereal atau
makanan semi cair/padat lainnya ke dalam botol susu karena dapat menyebabkan
bayi anda makan terlalu banyak.
•
Gunakan boks bayi untuk tidur, bukan untuk makan.
Tidur
dengan botol susu bisa meyebabkan berbagai masalah untuk bayi anda.
-
Botol berisi susu, jus atau cairan lain yang mengandung gula bisa berkumppul di
gigi bayi anda dan menyebakan terjadinya pembusukan gigi, yang
disebutnursing-bottle caries - karies susu.*
-
Minum dari botol sambil tiduran bisa menyebabkan infeksi telinga bagian tengah.
-
Anda pasti tidak menginginkan botol tersebut menjadi empeng (pemberi rasa
aman/pengganti ibu). Bangun kebiasaan untuk menyelesaikan minum susu atau makan
sebelum menidurkan bayi anda.
2.5
Makanan Yang Perlu Dihindari Bayi Di Bawah 1 Tahun
Seperti yang kita ketahui bahwa bayi itu masih
belum memiliki kekebalan tubuh yang stabil. Karena itu kita sebagai ibu harus
bisa memilah-milah makanan apa saja yang boleh diberikan dan tidak boleh
diberikan kepada bayi kita.
Berikut
adalah beberapa makanan yang perlu dihindari untuk bayi yang berusia di bawah 1
tahun:
1. Makanan sarat bumbu
Dengan
memberi makanan yang tidak sarat bumbu, kita mengajarkan pada bayi untuk lebih
mengenal berbagai rasa alami dari bahan makanan yang kita berikan.
2. Penyedap rasa / vetsin atau sejenisnya
Jenis
garam yang terdapat dalam berbagai penyedap atau sejenisnya akan memperberat
kinerja ginjal bayi yang belum sempurna.
3. Daging Asap
Daging
asap mengandung kadar garam yang cukup tinggi, sehingga dikhawatirkan akan
mengganggu kinerja ginjal bayi.
4. Susu sapi
Usahakan
untuk memberikan ASI atau paling tidak susu formula sebagai campuran bahan
makanan untuk bayi di bawah 1 tahun.
5. Telur
Banyak
juga bayi yang alergi dengan telur. Namun telur dapat diberikan pada bayi yang
sudah agak besar (10 bulan ke atas), dengan harapan tubuhnya sudah lebih tahan
terhadap alergi.
6. Kacang
Hindari
kacang untuk bayi yang mempunyai riwayat alergi.
7. Madu
Jangan
berikan madu pada bayi di bawah usia 10 bulan, karena dikhawatirkan
pencernaannya masih rentan dan belum tahan jika kita memberikan madu yang
kebetulan mengandung bakteriClostridium botulinum.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesiilmpulan
Bayi
yang baru lahir hanya mememrlukan ASI atau susu formula selama enam bulan
pertama kehidupan.ASI adalah pilihan terbaik untuk bayi,krena menyediakan anti
bodi dan nutrisi lengkap, bersama dengan lapisan usus untuk memungkinkan bayi
untuk benar lulus tinja.jika ibu tidak dapat atau memeilih untuk tidak
menyusui,pilihan terbaik berikutnya adalah formula yang dekat dengan dengan
ASI. Selama enam bulan pertama ASI atau susu formulasemua yang di perlukan.
3.2
Saran
Dalam
usia ini bayi mampu berkomunikasi meski dalam bentuk sangat sederhana. Berkat
pemenuhan zat gizi yang diperolehnya dari ASI sejalan dengan peningkatan proses
tumbuh kembang yang sedang dijalani, kini ASI saja tidak cukup untuk memenuhi
zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuhnya, maka mulai usia ini perlu diperkenalkan
beberapa jenis makanan padat yang disebut Makanan Pendamping ASI (MP-ASI).
DAFTAR
PUSTAKA
Langganan:
Postingan (Atom)