Jumat, 12 Desember 2014

tabel bencana

JENIS BENCANA    : Gempa Bumi di Padang Pada Tahun 2009
SIFAT BENCANA    : Tidak Dapat dicegah

No
Pengaruh
Dampak pada bencana
Keterangan
1
Reaksi sosial
++
Penduduk tidak bisa melaksanakan aktifitasnya seperti biasa.
2
Perpindahan penduduk
++
Karena tempat tinggal yang tidak bisa layak pakai lagi banyak penduduk mengungsi ke rumah saudara yang rumahnya tidak terkena dampak gempa dan masih layak untuk di huni.
3
Makanan dan Gizi
+++
Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 51.6% responden memiliki status gizi kurang. 
4
Persediaan air
++
Karena kerusakan yang di timbulkan oleh gempa dan prasarana penyedia air bersih banyak yang tidak bisa di pakai .
5
Kesehatan jiwa
+++
Korban luka ringan hingga berat karena terkena material runtuhan dari bangunan tempat tinggalnya sehingga banyak korban yang masih menggunakan pengobatan seadanya karena tenaga keterbatasan bantuan tenaga medis.
6
Kerusakan infrastruktur
+++
Banyak bangunan yang rusak, runtuh dan rata dengan tanah akibat gempa
7
Korban jiwa
+++
Jumlah korban yang telah di temukan akibat gempa sangat banyak lebih dari 1000 jiwa.



Rabu, 09 April 2014

kumpulan anatomi tubuh manusia















asuhan keperawatan gout

BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang
Perubahan – perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan makin meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada semua organ dan jaringan tubuh. Keadaan demikian itu tampak pula pada semua sistem muskuloskeletal dan jaringan lain yang ada kaitannya dengan kemungkinan timbulnya beberapa golongan penyakit misalnya penyakit gout rthritis.
Gout akut biasanya terjadi pada pria sesudah lewat masa pubertas dan sesudah menopause pada wanita, sedangkan kasus yang paling banyak diternui pada usia 50-60. Gout lebih banyak dijumpai pada pria, sekitar 95 % penderita gout adalah pria. Urat serum wanita normal jumahnya sekitar 1 mg per 100 mI, lebih sedikit jika dibandingkn dengan pria. Tetapi sesudah menopause perubahan tersebut kurang nyata. Pada pria hiperurisemia biasanya tidak timbul sebelurn mereka mencapai usia remaja.
Gout Akut biasanya monoartikular dan timbulnya tiba-tiba. Tanda-tanda awitan serangan gout adalah rasa sakit yang hebat dan peradangan lokal. Pasien mungkin juga menderita demam dan jumlah sel darah putih meningkat. Serangan akut mungkin didahului oleh tindakan pembedahan, trauma lokal, obat, alkohol dan stres emosional. Meskipun yang paling sering terserang mula-mula adalah ibu jari kaki, tetapi sendi lainnya dapat juga terserang. Dengan semakin lanjutnya penyakit maka sendi jari, lutut, pergelangan tangan, pergelangan kaki dan siku dapat terserang gout. Serangan gout akut biasanya dapat sembuh sendiri. Kebanyakan gejala-gejala serangan Akut akan berkurang setelah 10-14 hari walaupun tanpa pengobatan.




BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi
Artritis pirai (Gout) adalah suatu proses inflamasi yang terjadi karena deposisi kristal asam urat pada jaringan sekitar sendi. gout terjadi sebagai akibat dari hyperuricemia yang berlangsung lama (asam urat serum meningkat) disebabkn karena penumpukan purin atau ekresi asam urat yang kurang dari ginjal. Gout mungkin primer atau sekunder.
Pirai atau gout adalah suatu penyakit yang ditandai dengan serangan mendadak dan berulang dari artritis yang terasa sangat nyeri karena adanya endapan kristal monosodium urat, yang terkumpul di dalam sendi sebagai akibat dari tingginya kadar asam urat di dalam darah (hiperurisemia).
- Gout primer
Merupkan akibat langsung pembentukan asam urat tubuh yang berlebih atau akibat penurunan ekresi asam urat
- Gout sekunder
Disebabkan karena pembentukan asam urat yang berlebih atau ekresi asam uratyang bekurang akibat proses penyakit lain atau pemakaian obat tertentu
2.2 Etiologi
Gejala gout disebabkan oleh reaksi inflamasi jaringan terhadap pembentukan kristal monosodium urat monohidrat. Karena itu, dilihat dari penyebabnya, penyakit ini termasuk dalam kelainan metabolik. Kelainan ini berhubungan dengan gangguan kinetik asam urat yaitu hiperuresemia. Hiperuresemia terjadi karena:
1.      Pembentukan asam urat berlebihan
a.       Gout primer metabolik, disebabkan sintesis langsung yang bertambah
b.      Gout sekunder metabolik, disebabkan pembentukan asam urat berlebihan
karena penyakit lain seperti leukimia, terutama bila diobati dengan sitostatistika, psoriasis, polisitemia vena dan mielofibrosis
2.      Kurangnya pengeluaran asam urat melalui ginjal.
a.       Ginjal yang sehat. Penyebabnya tidak diketahui.
b.      Gout sekunder renal, disebabkan oleh kerusakan ginjal, misalnya pada glomerulonefritis kronik atau gagal ginjal kronik
3.      Perombakan dalam usus yang berkurang. Namun secara klinis hal ini tidak penting.
Tetapi beberapa kasus menunjukkan adanya hubungan dengan defek genetik dalam metabolisme purin. Imkompletnya metabolisme purin menyebabkan pembentukan kristal asam urat di dalam tubuh atau menimbulkan over produksi asam urat. Over produksi asam urat ini dapat juga terjadi secara sekunder akibat beberapa penyakit antara lain:
1.      Sickle cell anemia
2.      Kanker maligna
3.      Penyakit ginjal
Penurunan fungsi renal akibat penggunaan obat dalam waktu yang lama (diuretik) dapat menyebabkan penurunan ekskresi asam urat dari ginjal.Penyebab Gout dapat terjadi akibat hiperusemia yang di sebabkan oleh diet yang ketat atau starpasi, asupan makanan kaya purin (terang-terangan/jeron) yang berlebihan atau kelainan Herediter.
2.3 Manifestasi klinis
Manifestasi karakteristik pada gout adalah peradangan dan pembengkakan pada sendi yang terluka, rasa sakit, meningkatnya temperatur, dan hiperurisemia.
Fase akut sering dimulai serangan rasa sakit yang terjadi di malam hari pada satu sendi biasanya jempol kaki dan terjadi selama 3 – 7 hari. Serangan rasa sakit tersebut biasanya diakibatkan oleh peningkatan luka, menggunakan diuretik (yang menyebabkan naiknya resorpsi tubular kristal asam urat), meminum alkohol, atau memakan makanan yang mengandung purin tinggi. Periodik interkritis akan terjadi setelah hal tersebut dan pasien akan mengalami asimtomatik.
Saat penyakit semakin meningkat ke fase kronis, interval asimtomatik akan memendek dan semakin banyak sendi yang akan terserang. Pasien akan menderita rasa pegal/kaku dipagi hari, deformitas sendi, dan penebalan jaringan sinovial. Tofus, pembentukan nodul – nodul kristal asam urat akan muncul di telinga, jari tangan, tangan, dan tendon achilles. Demam, penyakit ginjal, hipertensi, takikardia, dan malaise (rasa tidak enak badan) merupakan manifestasi sistemik yang terjadi bersamaan dengan gejala lokal.
2.4 Patofisiologi
Banyak faktor yng berperan dalam mekanisme serangan gout. Salah satunya yang telah diketahui peranannya adalah kosentrasi asam urat dalam darah. Mekanisme serangan gout akut berlangsung melalui beberapa fase secara berurutan.
1. Presipitasi kristal monosodium urat.
Presipitasi monosodium urat dapat terjadi di jaringan bila kosentrasi dalam plasma lebih dari 9 mg/dl. Presipitasi ini terjadi di rawan, sonovium, jaringan para- artikuler misalnya bursa, tendon, dan selaputnya. Kristal urat yang bermuatan negatif akan dibungkus (coate) oleh berbagai macam protein. Pembungkusan dengan IgG akan merangsang netrofil untuk berespon terhadap pembentukan kristal.
2. Respon leukosit polimorfonukuler (PMN)
Pembentukan kristal menghasilkan faktor kemotaksis yang menimbulkan respon leukosit PMN dan selanjutnya akan terjadi fagositosis kristal oleh leukosit.
3. Fagositosis
Kristal difagositosis olah leukosit membentuk fagolisosom dan akhirnya membram vakuala disekeliling kristal bersatu dan membram leukositik lisosom.
4. Kerusakan lisosom
Terjadi kerusakn lisosom, sesudah selaput protein dirusak, terjadi ikatan hidrogen antara permukan kristal membram lisosom, peristiwa ini menyebabkan robekan membram dan pelepasan enzim-enzim dan oksidase radikal kedalam sitoplasma.


5. Kerusakan sel
Setelah terjadi kerusakan sel, enzim-enzim lisosom dilepaskan kedalam cairan sinovial, yang menyebabkan kenaikan intensitas inflamasi dan kerusakan jaringan.
Hiperurisemia (konsentrasi asam urat dalam serum yang lebih besar dari 7,0 mg/dl) dapat (tetapi tidak selalu) menyebabkan penumpukan kristal monosodium urat. Serangan gout tampaknya berhubungan dengan peningkatan atau penurunan mendadak kadar asam urat serum. Kalau kristal urat mengendap dalam sebuah sendi, respons inflamasi akan terjadi dan serangan gout dimulai. Dengan serangan yang berulang – ulang, penumpukan kristal natrium urat yang dinamakan tofus akan mengendap di bagian perifer tubuh seperti ibu jari kaki, tangan dan telinga. Nefrolitiasis urat (batu ginjal) dengan penyakit renal kronis yang terjadi sekunder akibat penumpukan urat dapat timbul.
Gambaran kristal urat dalam cairan sinovial sendi yang asimtomatik menunjukkan bahwa faktor – faktor non-kristal mungkin berhubungan dengan reaksi inflamasi. Kristal monosodium urat yang ditemukan tersalut dengan imunoglobulin yang terutama berupa IgG. IgG akan meningkatkan fagositosis kristal dan dengan demikian memperlihatkan aktivitas imunologik.
2.5 Penatalaksanaan
A. Tindakan operasi
Apabila upaya perawatan dan pengobatan tidak menunjukkan hasil yang signifikan maka dapat dilakukan tindakan yang agresif untuk mengurangi rasa sakit akibat gout. Bila cara ini ditempuh maka tindakan operasi merupakan hal yang mudah dilakukan oleh dokter. Melalui operasi dokter akan memecah kristal asam urat yang terkumpul di persendian dan akan mengeluarkannya dari tubuh. Ini merupakan alternatif terakhir yang dapat ditempuh guna menghilangkan nyeri akibat gout.




B. konservatif non operasi
Obat
Dosis
Efek Samping
Tindakan Perawat
Probenecid (Benemid)
0,5 gram 2x sehari
Sakit kepala, mual, muntah, anoreksia, frekuensi urinari
1.    Doronglah pasien untuk mengkonsumsi banyak air untuk mengurangi formasi kalkulus.
2.    Monitorlah level asam urik serum.
3.    Minumlah dengan makanan atau antasida.
4.    Hindari penggunaan salisilat secara bersamaan (akan menurunkan efek uricosuric).
Sulfinpyrazone (Anturane)
400 – 800 mg/hari
Gangguan gastrointestinal atas (mual, gangguan pencernaan) ; reaktivasi penyakit ulcer peptic
1.    Berikan dengan makanan, susu atau antasida.
2.    Berikan konsumsi air yang banyak.
Allopurinal
penghambat asam urik (Zyloprim)
200 – 600 mg/hari
Ruam pada kulit, demam, dingin, depresi sumsum tulang, iritasi gastrointestinal
1.     Monitorlah fungsi ginjal dan liver pada bulan – bulan awal.
2.     Berikan dengan makanan.
3.     Berikan konsumsi air yang banyak.
4.     Berikan alkaline urine (hindari pemberian vitamin C dalam dosis besar).
Colchicine
0,5 – 1,8 mg/hari (prophylaxis) ; 0,5 – 1,2 mg setiap 1 – 2 jam (serangan akut)
Depresi sumsum tulang, anemia aplastik, granulositopenia, leukopenia, trombositopenia, mual, muntah, diare, kram, ruam kulit.
1.    Monitorlah darah secara komplit untuk discrasias darah dengan penggunaan jangka panjang.
2.    Hindarkan alkohol saat meminum obat (meningkatkan toksisitas gastrik dan menurunkan keefektifan obat).
3.    Obat diberikan dengan makanan.
4.    Jangan memberikan lebih dari 12 tablet dalam 24 jam.
5.    Berikan saat ada tanda pertama serangan.
6.    Berikan dosis intravena setelah 2 – 5 menit.
7.    Jangan diberikan dengan dextrose 5% atau air bakteriostatic.
8.    Berikan kompres dingin dan jika terjadi ekstravasasi berikan analgesik.
9.    Jangan memberi lebih dari 4 mg/24 jam dengan cara melewati pembuluh darah.
Penatalaksanaan keperawatan :
Penatalaksanaan keperawatan adalah kombinasi pengistirahatan sendi dan terapi makanan/diit.
Pengistirahatan sendi meliputi pasien harus disuruh umtuk meninggikan bagian yang sakit untuk menghindari penahanan beban dan tekanan yang berasal dari alas tempat tidur dan memberikan kompres dingin untuk mengurangi rasa sakit.
Terapi makanan mencakup pembatasan makanan dengan kandungan purin yang tinggi, alkohol serta pengaturan berat badan. Perawat harus mendorong pasien untuk minum 3 liter cairan setiap hari untuk menghindari pembentukan calculi ginjal dan perintahkan untuk menghindari salisilat.
Pola diet yang harus diperhatikan adalah :
1.         Golongan A ( 150 - 1000 mg purin/ 100g ) :
Hati, ginjal, otak, jantung, paru, lain-lain jerohan, udang, remis, kerang, sardin, herring, ekstrak daging, ragi (tape), alkohol, makanan dalam kaleng
2.         Golongan B ( 50 - 100 mg purin/ 100g ) :
Ikan yang tidak termasuk gol.A, daging sapi, kacang-kacangan kering, kembang kol, bayam, asparagus, buncis, jamur, daun singkong, daun pepaya, kangkung
3.         Golongan C ( < 50mg purin/ 100g ) :
Keju, susu, telur, sayuran lain, buah-buahan
4.         Bahan makanan yang diperbolehkan :
ü  Semua bahan makanan sumber karbohidrat, kecuali havermout (dalam jumlah terbatas)
ü  Semua jenis buah-buahan
ü  Semua jenis minuman, kecuali yang mengandung alkohol
Semua macam bumbu
5.         Bila kadar asam urat darah >7mg/dL dilarang mengkonsumsi bahan makanan gol.A, sedangkan konsumsi gol.B dibatasi
6.         Batasi konsumsi lemak
7.         Banyak minum air putih



BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 pengkajian
A.    Identitas
Meliputi nama, jenis jenis kelamin ( lebih sering pada pria daripada wanita ), usia ( terutama pada usia 30- 40), alamat, agama, bahasa yang digunakan, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi kesehatan, golongan darah, nomor register, tanggal masuk rumah sakit, dan diagnosis medis.
B.    Keluhan Utama
Pada umumnya klien merasakan nyeri yang luar biasa pada sendi ibu jari kaki (sendi lain)
C.    Riwayat Penyakit Sekarang
P (Provokatif)               : kaji penyebab nyeri
Q (Quality / qualitas)   : kaji seberapa sering nyeri yang dirasakan klien
R (Region)                    : kaji bagian persendian yang terasa nyeri (biasanya pada pangkal ibu jari)
S (Saverity)                  : Apakah mengganggu aktivitas motorik ?
T (Time)                       : Kaji kapan keluhan nyeri dirasakan ?
                                        (Biasanya terjadi pada malam hari)
D.    Riwayat Penyakit Dahulu
Tanyakan pada klien apakah menderita penyakit ginjal
E.     Riwayat Penyakit Keluarga
Tanyakan apakah pernah ada anggota keluarga klien yang menderita penyakit yang sama seperti yang diderita klien sekarang ini.
F.     Pengkajian Psikososial dan Spiritual
Psikologi     : apakah klien mengalami peningkatan stress
Sosial          : Cenderung menarik diri dari lingkungan
Spiritual      : Kaji apa agama pasien, bagaimana pasien menjalankan ibadah menurut agamanya
G.    Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
-     Kebutuhan nutrisi
1.  Makan   : kaji frekuensi, jenis, komposisi (pantangan makanan kaya protein)
2.  Minum  : kaji frekuensi, jenis (pantangan alkohol)
-     Kebutuhan eliminasi
1.  BAK    : kaji frekuensi, jumlah, warna, bau
2.  BAB    : kaji frekuensi, jumlah, warna, bau

-     Kebutuhan aktivitas
 Biasanya klien kurang / tidak dapat melaksanakan aktivitas sehari-hari secara mandiri akibat nyeri dan pembengkakan
H.    Pemeriksaan fisik dibagi menjadi dua yaitu pemeriksaan umum dan pemeriksaan setempat.
a.      B1 (Breathing)
Inspeksi: bila tidak melibatkan system pernafasan, biasanya ditemukan kesimetrisan rongga dada, klien tidak sesak nafas, tidak ada penggunaan otot bantu pernafasan.
Palpasi : Taktil fremitus seimbang kanan dan kiri.
Perkusi : Suara resonan pada seluruh lapang paru.
Auskultasi : Suara nafashilang/ melemah pada sisi yang sakit, biasanya didapatkan suara ronki atau mengi.
b.     B2 (Blood)
Pengisian kapiler kurang dari 1 detik, sering ditemukan keringat dingin dan pusing karena nyeri. Suara S1 dan S2 tunggal.
c.      B3(Brain)
Ø  Kepala dan wajah
:
Ada   sianosis.
Ø  Mata
:
Sklera biasanya tidak ikterik, konjungtiva anemis
Padkasus efusi pleura hemoragi kronis.
Ø  Leher
:
Biasanya JVP dalam batas normal.

d.     B4 (Bladder)
Produksi urine biasanya dalam batas normal dan tidak ada keluhan pada system perkemihan, kecuali penyakit gout sudah mengalami komplikasi ke ginjal berupa pielonefritis, batu asam urat, dan gagal ginjal kronik yang akan menimbulkan perubahan fungsi pada system ini.
d.     B5 (Bowel)
Kebutuhan elimknasi pada kasus gout tidak ada gangguan, tetapi tetap perlu dikaji frekuensi, konsistensi, warna, serta bau feses. Selain itu, perlu dikaji frekuensi, kepekatan, warna, bau, dan jumlah urine. Klien biasanya mual, mengalami nyeri lambung. Dan tidak nafsu makan, terutama klien yang memakan obat alnagesik dan antihiperurisemia.
e.      B6 ( Bone ). Pada pengkajian ini di temukan:
a.      Look. Keluhan nyeri sendi yang merypoakan keluhan utama yang mendorong klien mencari pertolongan (meskipun mungkin sebelumnya sendi sudah kaku dan berubah bentuknya). Nyeri biasanya bertambah dengan gerakan  dan sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa gerakan tertentu kadang menimbulkan  nyeri yang lebih dibandingkan dengan  gerakan yang lain. Deformitas sendi (pembentukan tofus) terjadi dengan temuan salah satu sendi pergelangan kaki secara perlahan membesar.
b.     Feel. Ada nyeri tekan pda sendi kaki yang membengkak.
c.      Move. Hambatan gerak sendi biasanya seamkin bertambah berat. Pemeriksaan diasnostik. Gambaran radiologis pada stadium dini terlihat perubahan yang berarti dan mungkin terlihat osteoporosis yang ringan. Pada kasus lebih lanju, terlhat erosi tulang seperti lubang-lubang kecil (punch out).
3.2 Diagnosa
1)     Nyeri akut b/d radang sendi dengan penumpukan kristal urat di jaringan sinovial
2)     Kerusakan mobilitas fisik b/d nyeri persendian
3)     Gangguan  integritas kulit b/d tophy
4)     Kurang pengetahuan b/d kurang informasi tentang penyakit gout
3.3 Intervensi
1)     Nyeri akut b/d radang sendi dengan penumpukan kristal urat di jaringan sinovial
Noc
§      Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan teknik non farmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
§      Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan menejemen nyeri
§      Mampu mengenal nyeri (skala, intensitas, frekuensi, dan tanda nyeri)
§      Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
§      Tanda vital dalam rentang normal
§      Nyeri dapat benar-benar hilang
Nic
§      Kaji secara komperhensif tentang nyeri : lokasi, karakteristik dan onset, durasi, frekuensi, dan kualitas)
§      Observasi isyarat non verbal dari ketidaknyamanan
§      Gunakan komuniokasi teurapeutik agar klien dapat mengekspresikan nyeri
§      Beri dukungan terhadap klien dan keluarga
§      Kontrol faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi pasien terhadap nyeri
§      Beri informasi tentang nyeri
§      Anjurkan pasien untuk memonitor sendiri nyeri
§      Berikan analgesik sesuai order
§      Tutunkan dan hilangkan faktor yang dapat meningkatkan nyeri

2)     Kerusakan mobilitas fisik b/d nyeri persendian
Noc
§      Rentang pergerakan sendi dengan gerakan atas inisiatif sendir
§      Klien meningkat dalam aktivitas fisik
§      Mengerti tujuan dari peningkatan mobilitas
Nic
§      Beri alat bantu jika pasien memerlukan untuk mobilisasi
§      Kaji klien dalam mobilisasi
§      Penggunaan pergerakan tubuh aktif atau pasif untuk mempertahankan atau memperbaiki fleksibilitas sendi
§      Meningkatkan dan membantu berjalan untuk mempertahankan atau memperbaiki fungsi tubuh volunter dan autonom selama perawatan serta pemulihan dari sakit atau cidera.
3)     Kerusakan itegritas kulit b/d tophy (penumpukan monosidium urat dalam jaringan)
Nic
§      Observasi ekstremitas (warna, bengkak, tekstur)
§      Jelaskan keluarga tentang tanda kerusakan kulit
§      Catat perubahan kulit/membran mukosa
§      Meminimalkan penekanan pada bagian-bagian tubuh
Noc
§      Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (baik sensasi, elastisitas, temperatur, hidrasi, dan pigmentasi)
§      Tidak ada luka/lesi pada kulit
§      Perfusi jaringan baik
§      Mampu melindungi kulit dan mempertahankan keadaan kulit dengan baik

4)     Kurang pengetahuan b/d kurang informasi terhadap penyakit gout
Noc, diharapkan pasien dapat :
§      Familiar dengan proses penyakit gout
§      Mendiskripsikan proses penyakit gout
§      Mendeskripsikan faktor penyebab dan faktor resiko penyakit gout
§      Mendeskripkikan efek penyakit, tanda dan gejala gout
§      Mendeskripsikan komplikasi gout
§      Mengetahui tindakan pencegahan penyakit gout
§      Mengetahui pencegahan untuk mencegah terjadinya komplikasi penyakit gout
Nic
§      Mengobservasi kesiapan klien untuk mendengar (siap mental, emosi dsb)
§      Menentukan tingkat pengetahuan klien sebelumnya
§      Menjelaskan proses penyakit gout (pengertian, etiologi, tanda & gejal, serta transmisi)
§      Diskusikan perubahan gaya hidup yang bisa mencegah komplikasi gout
§      Diskusikan tentang pilihan terapi atau perawatan gout
§      Jelaskan secara rasional tentang pengelolaan terapi atau perawatan yang dianjurkan
§      Anjurkan pasien untuk mencegah dan meminimalkan efek samping dari penyakitnya
§      Ajarkan dan informasikan pengobatan gout (karakteristik obat, dosis, rute, durasi obat)
§      Informasikan cara minum obat, menyimpan obat dsb.



BAB IV
 PENUTUP
  4.1 Kesimpulan
Artritis gout adalah suatu sindrom klinik yang mempunyai gambaran khusus, yaitu artritis akut. Artritis gout lebih banyak terdapat pada pria dari pada wanita. Pada pria sering mengenai usia pertengahan, sedangkan pada wanita biasanya mendekati masa menopause.
Gejala arthritis akut disebabkan oleh reaksi inflamasi jaringan terhadap pembentukan kristal monosodium urat monohidrat. Karena itu, dilihat dari penyebabnya, penyakit ini termasuk dalam kelainan metabolik.
gout terbagi dalam 2 klasifikasi yaitu : Gout primer yang merupkaan akibat langsung pembentukan asam urat tubuh yang berlebih atau akibat penurunan ekresi asam urat dan gout sekunder yang disebabkan karena pembentukan asam urat yang berlebih atau ekresi asam urat yang bekurang akibat proses penyakit lain atau pemakaian obat tertentu. Gejala gout disebabkan oleh reaksi inflamasi jaringan terhadap pembentukan kristal monosodium urat monohidrat yaitu pembentukan asam urat berlebihan dan kurangnya pengeluaran asam urat melalui ginjal.
Manifestasi karakteristik pada gout adalah peradangan dan pembengkakan pada sendi yang terluka, rasa sakit, meningkatnya temperatur, dan hiperurisemia. Fase akut sering dimulai serangan rasa sakit yang terjadi di malam hari pada satu sendi biasanya jempol kaki dan terjadi selama 3 – 7 hari. Saat penyakit semakin meningkat ke fase kronis, interval asimtomatik akan memendek dan semakin banyak sendi yang akan terserang. Pasien akan menderita rasa pegal/kaku dipagi hari, deformitas sendi, penebalan jaringan sinovial dan timbul tofus.
Studi diagnostik mencakup peningkatan kadar asam urat serum (lebih besar dari 7,0 mg/dl), analisa cairan sendi yaitu adanya kristal urat monosodium dan ESR serta WBC selama serangan.
Penatalaksanaanya meliputi : Penatalaksanaan medis dan penatalaksanaan keperawatan yaitu kombinasi pengistirahatan sendi dan terapi makanan/diit
Diagnosa keperawatan yang munkin muncul Gangguan rasa nyaman : Nyeri berhubungan dengan proses penyakit, Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri persendian dan Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya pemahaman pengobatan dan perawatan di rumah.
4.1.     Saran
Diharapkan makalah ini dapat bermanfaat dalam melakukan asuhan keperawatan, perawat mengetahui atau mengerti tentang rencana keperawatan pada pasien dengan got, pendokumentasian harus jelas dan dapat menjalin hubungan yang baik dengan klien dan keluarga.
Dalam rangka mengatasi masalah resiko injuri pada klien dengan gout maka tugas perawat yang utama adalah sering mengobservasi akan kebutuhan klien yang mengalami gout.
  


DAFTAR PUSTAKA

Brunner dan Suddarth Edisi 8. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah Vol 3. ECG.
Judith M. Wilkinson. 2002. Buku saku Diagnosis Keperawatan NANDA NIC NOC. EGC

Midian sirait. 2013. Informasi Spesialite Obat. ISPI